Minggu, 07 November 2010

KONDISI AKTIVITAS LETUSAN GUNUNG MERAPI JOGJA

JAKARTA -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menetapkan kawasan aman bencana Gunung Merapi pada radius 20 Km. Sebelumnya, berada pada radius 15 Km dari Puncak Merapi.
Perluasan zona aman ini menyusul letusan hebat pada Jumat lalu yang telah menewaskan 88 orang di radius aman 12-15 Km dari puncak Merapi. Sampai saat ini Merapi masih bergejolak dengan memuntahkan guguran lava pijar, abu dan awan panas, serta kerikil. Menjadi pertanyaannya adalah sampai kapan Merapi meletus?
Sejauh ini belum bisa diketahui seberapa banyak supply magma baru. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, energi letusan Merapi salah satunya dipasok dari kantung magma di daerah Imogiri, Bantul, Yogyakarta. 

Berdasarkan data seismograf di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, aktivitas Merapi masih tinggi. Tremor, awan panas, dan guguran lava pijar terjadi terus-menerus. Sejak meletus Rabu pekan lalu, gunung bertipe strato tersebut sudah meletus lebih dari 96 kali selama 4 hari tanpa henti.

Menurut Surono, aktivitas Gunung Merapi tanggal 7 November 2010 pukul 06.00 sampai 12.00 WIB stabil tinggi. Selama enam jam terjadi kegempaan vulkanik sebanyak 31 kali,sedangkan tremor,guguran, dan awan panas terjadi secara beruntun tiada henti. “Berdasarkan data-data tersebut, Merapi masih berbahaya. Wilayah yang aman tetap berada di luar 20 Km dari puncak Merapi,” ungkapnya.

Perkembangan jarak luncur wedhus gembel ini sempat membuat panik warga. Bahkan saat ini gelombang pengungsian sudah masuk ke jarak yang lebih jauh antara 60-70 Km dari puncak Merapi. Warga lereng Merapi menyingkir lantaran trauma luncuran wedhus gembel yang telah mencapai radius 12 Km.

Terlebih beredar isu berantai awan panas Merapi bakal mencapai radius 65 Km pada hari ini yang bertepatan dengan 1 Kliwon penanggalan Jawa. Apakah isu ini benar-benar akan terjadi?
Terkait masalah ini, Kepala Badan Geologi ESDM Sukhyar menyatakan pihaknya tidak akan memperluas zona aman yang saat ini dalam radius 20 km. Alasannya, berdasarkan catatan sejarah selama ini.

"Bukti empiris Merapi adalah belum pernah mengeluarkan awan panas lebih dari 15 Km. Pada letusan dahsyat tanggal 4 dan 5 November awan panas maksimal meluncur sejauh 12 Km. Awan panas sejauh 12 Km itu juga merupakan yang terpanjang, bahkan pada letusan Merapi 1872 awan panas juga tidak sepanjang itu,” paparnya.

Apakah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat aman dari wedhus gember? Kalau melihat catatan tersebut, mungkin masih aman karena berjarak 28-30 Km dari puncak Merapi. Data BPPTK juga memperlihatkan adanya penurunan kekuatan aktivitas Merapi dari hari sebelumnya. Kendadi demikian, tidak ada yang bisa memastikan ke depan Merapi akan memulai masa tidurnya atau justru mengalami erupsi yang lebih dahsyat dengan dampak yang lebih besar dan luas.

Sekadar diketahui, pada letusan hebat tahun 1872, Merapi mengeluarkan erupsi tidak terputus selama 120 jam. Bila letusan Merapi kali ini tanpa jeda melebihi 120 jam, berarti letusan kali ini terbesar sejak 138 tahun silam. Letusan Merapi juga tercatat pernah mengubur kerajaan kuno Mataram dan candi-candi di sekitar lereng gunung itu. Tentunya, semua berharap Merapi segera mereda dan tidak memakan banyak korban jiwa lagi.(ram). sumber: <http://news.okezone.com>
mari sama-sama kita doakan semoga saudara-saudara kita korban bencana gunung merapi di jogja dilindungi oleh ALLAH SWT. semoga bangsa Indonesia ini terjauh dari musibah-musibah di masa yang akan datang. amin..

3 komentar:

  1. semoga bangsa Indonesia kedepan bisa terhindar dari bencana besar seperti ini. amin (darmawan)

    BalasHapus