Kamis, 28 Oktober 2010

UPACARA HARI SUMPAH PEMUDA IPDN

"KAMI, PUTERA DAN PUTERI INDONESIA. MENGAKU BERTUMPAH DARAH SATU. TANAH INDONESIA.
KAMI, PUTERA PUTERI INDONESIA. MENGAKU BERBANGSA YANG SATU. BANGSA INDONESIA.
KAMI, PUTERA DAN PUTERI INDONESIA. MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN. BAHASA INDONESIA"

Setiap tanggal 28 Oktober, diperingati oleh Bangsa Indonesia sebagai  Hari Sumpah Pemuda. Dan pada tahun 2010 ini sudah memasuki peringatan yang ke – 82. Sumpah Pemuda yang dikenal dengan Ikrarnya merupakan deklarasi kebangsaan  atau penjelmaan dari semangat, rasa dan faham kebangsaan  Indonesia dan sebagai embrio persatuan dan kesatuan Bangsa untuk memayungi spirit primodialisme suku, agama, ras dan berbagai golongan dalam satu semboyan Bhinneka Tunggal Ika. hal nin juga diperingati oleh Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). dalam upacara perayaan hari bersejarah tersebut diikuti seluruh civitas akademika IPDN yang dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di lapangan parade kesatriaan IPDN-Jatinangor. IPDN merupakan salah satu lembaga pendidikan kepamongprajaan yang mendidik para kader pemerintah masa depan harus menjadikan momentum perayaan hari sumpah pemuda sebagai embrio pembangunan karakter pemerintahan yang mempunyai semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam perkembangan pemerintahan daerah dewasa ini sering terjadi konflik-konflik sosial politik atas dasar kepentingan pribadi maupun kelompok masyarakat yang pada akhirnya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini hendak diatasi dengan mempersiapkan para generasi pemerintahan pusat maupun daerah yang berfungsi sebagai perekat bangsa untuk kemudian mengatasi perpecahan tersebut dan mempersatukan bangsa menjadi satu tekad yakni Bhineka Tunggal Ika. semoga para kader pemimpin pemerintahan yang lahir dari lembaga pendidikan ini dapat menjadi pemerintah yang dapat mempersatukan bangsa indonesia ini kedepan, amin.. "BHINEKA NARA EKA BHAKTI".....




Berikut ini adalah beberapa foto kami setelah mengikuti upacara hari sumpah pemuda ke-82 di kesatriaan IPDN-Jatinangor
  

 "kami semua mengucapkan selamat hari sumpah pemuda yang ke-82, semoga dengan perayaan ini kita dapat lebih memotivasi diri untuk dapat berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara ini"
MP. Muhammad Rivai Seknun, MP. Galih Anggara Tansil, MP. Mahfudz, MP. Julianus Jebrianto Lepat, MP. Marnikson, MP. Alfred Numbery dan MP. Yeremia Sanadi.



 "selamat hari sumpah pemuda yang ke-82. tetap berikan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini"
MP. Riksan, MP. Marnikson, MP. Madero, MP. Yeremia Sanadi, MP. Muhammad Rivai Seknun, MP. Alfred Numbery, MP. M.Iswan Sy. Banda dan MP. M.Riska Sumadayo.





 "kami mengucapkan selamat hari sumpah pemuda yang ke-82, semoga dengan momentum sumpah pemuda ini dapat menjadi bahan perenungan pemuda bangsa ini akan semangat persatuan dan kesatuan"
MP. Muhammad Rivai Seknun dan MP. M. Iswan Sy. Banda


"dirgahayu sumpah pemuda Indonesia, semoga bangsa ini akan lebih baik ditangan pemuda Indonesia yang berkualitas. amin.."
MP. Galih Anggara Tansil dan MP. Febriansyah Pratama Putera


"majulah bangsaku, majulah pemudaku"
MP. Hanok, MP. Yeremia, MP. Alfred, MP. Agus dan MP Faksi


SEMOGA PARA KADER PEMIMPIN PEMERINTAHAN INDONESIA INI KELAK AKAN MEMBAWA BANGSA INI MENJADI BANGSA YANG BERSATU, ADIL DAN MAKMUR.

Amin.....

Rabu, 27 Oktober 2010

SAHABAT-SAHABATKU

 sahabatku ketika SMA "Fauzi Arsyad"  sifatnya: baik, pandai (walaupun agak sress.. hehehe .. becanda), suka menolong, dan enak diajak ngobrol.


nah... yang satu ini saudara kembarnya yang di atas namanya "Fauzan Arsyad" mirip kan..??? hehehehehe tapi diantara mereka berdua siapa yang kakak siapa yang adik ya..??
sifatnya: ramah, baik, enak diajak berdiskusi (walaupun hanya ngerumpi.... hehe..), penyayang.. cieila......, tapi satu yang kurang dari dia adalah ga pernah terbuka msalah perasaan cintanya... hehehehehe
 yang satu ini yang katanya paling cantik dan anggun.... hehehe namanya "Laili Ramadhani Ula" dia sudah seperti saudara perempuan saya..(oo ya...??? wkwkw)..
sifatnya: baik, cerewet, gaul abiezzzz, penyayang, dan terampil.
 yang ini namanya "Irma Tomu" adalah teman dan sekaligus rekan kerja saya waktu di PRAMUKA SMA . cieila... gayanya "rekan kerja"..<lebay.com>..
sifatnya: baik, cepat akrab sama orang, penyayang.. (benarkah itu..???), cerdas dan pengertian.. hehehe
 nah yang satu ini pria bertampang imut namanya "Imam Fauzi" orang yang disebut-sebut sebagai salah satu bintang sekolah waktu itu... hehehehehehe
sifatnya: baik, pengertian, bersahabat, gaul, penyayang, dan yang pasti baik hati..


ini adalah "Andika Pramono" teman dekat saya dan sohib terbaik yang saya miliki.cieila...gayanya hehehe......
sifatnya: baik, banyak ngomong (tukel,tabaos, endos dll.. hehehe), cepat akrab sama orang, dan yang paling penting lucu skali... hehehe..


yang satu ini sahabat saya yang paling jarang berpose di depan kamera. namanya "Zainabun Waliulu". entah apa alasannya.. tapi ini terbukti ketika saya cari foto-foto teman2 untuk di edit di entri ini foto dia yang paling sulit didapat.. hehehehe...
sifatnya: baik, pendiam, muslimah, pintar, murah hati, bersahabat dll dah.. hehehehe..


 yang ini sohib saya namanya "Fuad Alhadar" alias "Ato" (sindikat kale.... hehehehe)
sifatnya: baik, ceria stiap saat, gaul, slalu blak-blakan hehehehe.. dan yang pasti gampang bersahabat dan akrab sama orang






berikut ini adalah foto-foto sahabat-sahabat saya








tunguu foto-foto berikutnya.... hehehehehe








Selasa, 26 Oktober 2010

Praktek Lapangan 1 Muda Praja angkatan XX kelompok XII di Purwakarta


Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai lembaga pendidikan kedinasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri merupakan penggabungan STPDN dan IIP berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2004 tentang Penggabungan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dengan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Sesuai dengan visi IPDN “Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan yang terpercaya dalam mengemban tugas pengembangan ilmu, pembentukan perilaku kepamongan dan penyedia kader pemerintahan yang terampil”, maka dalam aplikasinya ditempuh melalui tiga jalur pendidikan yaitu pengajaran, pelatihan dan pengasuhan atau disingkat dengan Jarlatsuh.


Praktek Lapangan atau dalam tradisi perguruan tinggi lain akrab dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan perkuliahan dan kerja lapangan yang merupakan pengintegrasian dari pendidikan dan pengajaran (dikjar), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Lit & PPM) oleh mahasiswa secara pragmatis, berdimensi luas melalui pendekatan interdisipliner, komprehensif dan lintas sektoral yang ditempuh pada semester akhir dengan beban minimal 130 SKS. Sedangkan praktek lapangan yang diselenggarakan oleh Bagian Pelatihan sebagai salah satu ciri khas IPDN dilaksanakan setiap akhir semester genap dan berjenjang mulai tingkat Muda, Madya, Nindya hingga Wasana Praja, dan sebagai bagian dari kurikulum maka kedudukan praktek lapangan adalah wajib, artinya Praja diharuskan untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktek lapangan tanpa terkecuali.
 Kelompok XII

 kegiatan praktek lapangan 1 yang dilaksanakan oleh kelompok XII di desa nangewer kecamatan darangdan kabupaten purwakarta disambut antusias warga setempat. "kami sangat bersyukur kedatangan peserta praktek lapangan dari praja ipdn kesini, masyarakat sangat senang dengan kedatangan mereka semua" menurut kepala desa Nangewer Aceng Patah.

seperti halnya dengan kelompok lain, kelompok XII diberangkatkan dengan bis IPDN ke desa nangewer dengan menempuh perjalanan sekitar 3 jam memberikan kesan yang menarik dengan pesona alam purwakarta yang penuh dengan berbagai hasil alam dan panorama pariwisata yang menjanjikan. kedatangan kelompok XII langsung disambut perangkat desa nangewer di depan balai desa. keramahan khas purwakarta dan jawa barat terlihat ketika kami disapa dengan hangat oleh para perangkat desa. kesan awal yang baik kami dapatkan.















                                                                                                                                          foto hari pertama praktek kelompok XII




     foto bareng saat mandi di sungai nangewer (belakang induk semang) asyik...... hehehehe

Senin, 25 Oktober 2010

GELAR KREATVITAS MUDA PRAJA ANGKATAN XX

Kegiatan Gelar Kreativitas Muda Praja IPDN angkatan XX pada 24 Juli 2010 mendapatkan respon positif dan dukungan dari seluruh Civitas akademika IPDN. hal ini dikarenakan muatan dan tampilan acara "malam puncak" yang dikemas secara menarik dengan penampilan seni, kreativitas dan keahlian secara unik dan terbaur dalam suasana kemegahan di ruangan Balairung Rudini IPDN. "Kegiatan Gelar Kreativitas Muda Praja IPDN angkatan XX ini merupakan kegiatan gelar kreativitas yang mempunyai kualitas yang setara dengan pagelaran seni dan tingkat nasional" pernyataan ini disampaikan oleh salah seorang pengasuh IPDN sesaat setelah mengikuti acara malam puncak GKMdP.

kegiatan tersebut menampilkan beberapa kesenian seperti kolaborasi rapak gendang, band equator IPDN, gamelan dan tarian tor-tor dari sumatera utara. selain itu pertunjukanpun tambah menegangkan dengan penampilan sulap "the master" IPDN muhammad mulyadi dan atraksi debus dari praja asalan pendaftaran banten. 

"kegiatan ini terselenggara dengan baik berkat kerja keras dan kerja kreatif rekan-rekan panitia dari satuan muda praja. untuk itu kami sangat berterimakasih kepada semuanya", menurut ketua panitia Mdp. Ahmada Mangkunegara. " ucapan terimakasih juga tak lupa kepada sahabat saya koordinator seksi acara Mdp. Muhammad Rivai Seknun sebagai penanggung jawab acara dan rekan-rekan yang lain" lanjutnya.

dengan diselenggrakannya Gelar Kreativitas Muda praja IPDN angkatan XX  ini memberikan kita informasi bahwa IPDN benar merupakan sekolah tinggi pemerintahan yang memiliki kualitas yang tinggi untuk menciptakan kader pemimpin pemerintahan yang siap pakai yang pada gilirannya dapat mempimpin bangsa ini dengan penuh kreativitas. amin..


Petugas Upacara Perdana IPDN Angkatan XX



FOTO PRAJA IPDN ANGKATAN XX 
(PETUGAS UPACARA PERDANA)

Al-Qur'an


Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.

Pemerintahan yang “bongsor”, “langsing” atau “kuat”?

MEREKA yang akrab dengan perdebatan filsafat politik tentu paham benar tentang suatu soal yang menjadi debat seru di kalangan “political theorists”, yaitu soal ukuran besar kecilnya pemerintahan: apakah pemerintahan harus langsing atau bongsor?
Kalangan konservatif atau kanan (dalam tradisi politik di Amerika diwakili oleh Partai Republik) cenderung pada bentuk pemerintahan yang langsing, ramping, dan kecil. Filosofi yang mendasari pandangan ini sangat masuk akal: masyarakat diandaikan seperti sebuah “pasar” yang bekerja seturut hukum-hukum tertentu. Intervensi pemerintah yang berlebihan dalam bekerjanya hukum masyarakat ini akan menimbulkan distorsi.
Selain itu, pemerintahan yang besar dan bongsor seringkali membawa dampak sampingan yang berbahaya, yaitu korupsi, monopoli, dst. Pemerintahan yang besar juga membawa kosekwensi lain dari sudut fiskal, yaitu biaya yang mahal, dan karena itu menuntut pajak yang tinggi. Bagi kalangan praktisi ekonomi, pajak yang tinggi akan mengendorkan sektor usaha, dan pada gilirannya akan mengganggu upaya penciptaan lapangan kerja. Ujung terjauh adalah lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Karena asumsi-asumi semacam ini, kaum konservatif di bangku sebelah kanan cenderung pada pemerintahan yang langsing dan ramping, karena hanya bentuk pemerintahan seperti inilah yang bisa menangkal kemungkinan terjadinya korupsi, salah-urus, selain murah dan efektif.
Kaum konservatif melihat pemerintahan sebagai semacam “necessary evil” atau kejahatan yang terpaksa harus dilakukan karena adanya maslahat tertentu yang bisa dicapai melalui institusi itu. Kaum konservatif jelas bukan kaum anarkis. Meskipun mereka curiga pada pemerintah dan negara, mereka sangat membenci “anarki” dan menekankan “order” atau keteraturan. Bagi mereka, mekanisme sosial yang paling baik untuk mempertahankan keteraturan adalah tradisi, nilai-nilai, asosiasi sukarela yang dikelola sendiri oleh masyarakat, semacam “jam’iyyah” seperti dipahami oleh warga Nahdlatul Ulama (NU).
Itulah yang menjelaskan kenapa kaum konservatif sangat peduli dengan lembaga keluarga. Bagi kaum konservatif, jika ada anggota masyarakat jatuh sakit atau bangkrut, bukan tugas negara untuk menolongnya. Yang pertama-tama wajib memberikan uluran tangan adalah keluarga, tetangga atau komunitas yang menjadi “pengayom” orang bersangkutan. Masyarakat mempunyai “mekanisme sosial” untuk mengatasi “penyakit sosial” yang muncul di kalangan mereka. Negara tak usah ikut campur. Sebagaimana saya katakan di atas, mereka curiga pada pemerintah dan negara, dan lebih percaya pada kekuatan lembaga sosial.
Inilah filosofi kaum konservatif atau kanan. Tentu, apa yang saya sampaikan ini adalah semacam “karikatur” yang hanya memotret ciri-ciri pokok dalam filsafat kaum konservatif sambil memberikan penekanan yang berlebihan pada segi-segi tertentu agar tampak kontras yang ada di dalamnya.
Di seberang kaum konservatif kita jumpai sejumlah pandangan, mazhab, dan arus pemikiran yang bermacam-macam, dan karena tak ada istilah tunggal yang bisa merangkum semuanya, kita sebut saja arus pemikiran kedua ini sebagai kaum kiri (dalam tradisi politik Amerika diwakili oleh Partai Demokrat).
Dalam pandangan mazhab kedua ini, negara adalah institusi yang menjadi harapan pokok masyarakat. Negara adalah “the great dispenser of social welfare”. Negara adalah institusi yang membagi-bagikan tunjangan kepada masyarakat yang tidak mampu. Negara dibebani tugas besar untuk mengatasi semua “kegagalan sosial” yang ada dalam masyarakat.
Karena negara mendapat tugas yang besar, dengan sendirinya negara menjadi gemuk, bongsor, dan menggelembung. Mazhab ini mengkritik kalangan kanan atau konservatif dengan argumen yang tak kalah menariknya. Bagi mereka, mengandaikan masyarakat sebagai sebuah “pasar” yang bekerja menurut hukum-hukum tertentu, sangat tidak realistis. Bentuk masyarakat seperti itu tak ada dalam dunia kongkrit. Negara tidak bisa duduk mencangkung sebagai penonton saja saat terjadi malapetaka dalam masyarakat. Negara harus turun tangan dan ikut menyelesaikannya.
Negara tak bisa membiarkan masyarakat mengatasi masalah sendiri. Alasan berdirinya negara adalah persis untuk menolong masyarakat, bukan sekedar menjadi “polisi yang menjaga lalu-lalang lalu-lintas”. Kaum kiri, dengan kata lain, melihat negara sebagai “mesiah” yang diharapkan memberikan pertolongan dalam semua hal.
Dalam mazhab ini, intervensi negara dalam banyak wilayah masyarakat menjadi besar, terutama dalam wilayah kesejahteraan sosial dan pembangungan ekonomi.
APAKAH perdebatan tentang bentuk negara ini relevan untuk konteks kita di Indonesia saat ini?
Saya kira, masalah yang kita hadapai di Indoensia saat ini bukanlah pemerintah yang bongsor atau langsing. Isu yang jauh lebih urgen adalah soal pemerintah yang kuat dan kompeten. Perdebatan dalam konteks politik Indonesia memang agak sedikit lain.
Pada masa Orde Baru dulu kita akrab dengan perdebatan tentang istilah “strong state”, “negara kuat”, yang pada masa itu dipahami sebagai negara integralistik yang otoriter seperti tercermin dalam contoh pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Suharto dulu. Negara ini melakukan intervensi di segala bidang, baik politik, ekonomi, dan budaya. Yang kita lihat pada zaman itu adalah semacam “etatisme” atau kuatnya peran negara atau pemerintah dalam semua bidang. Istilah “regime” tepat untuk menggambarkan pemerintahan pada saat itu, yakni suatu sistem politik yang menegakkan kontrol dalam semua bidang.
Semua orang pada zaman itu memprotes bentuk negara kuat seperti itu. Sekarang, kita menyaksikan hancurnya bentuk negara otoriter seperti itu. Yang kita lihat setelah era reformasi saat ini adalah negara lemah yang lamban, ragu-ragu, dan sama sekali tak kompeten dalam mengatasi masalah. Apakah bentuk negara/pemerintahan seperti ini yang kita inginkan?
Saya sendiri cenderung mengatakan: tidak. Pemerintah yang lemah, sebagaimana kita lihat sendiri, membawa banyak masalah yang teramat serius. Kasus kekerasan sosial dan persekusi agama yang terjadi akhir-akhir ini adalah dampak dari negara atau pemerintahan yang lemah, lamban dan ragu-ragu.
Pemerintahan yang kuat adalah syarat pokok untuk berjalannya suatu “governance” yang normal dan baik. Mungkin, perlu cara pandang lain untuk mendefinisikan pemerintah kuat saat ini. Pemerintah kita sebuat kuat bukan dalam pengertian otoriter dan intrusif seperti dalam pengalaman Orde Baru dulu. “Kuat” di sini kita pahami sebagai kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh publik. Tetapi ia tetap pemerintahan yang demokratis karena selalu terbuka pada kritik, kontrol, dan sirkulasi (melalui pemilu yang “fair”).

Kamis, 21 Oktober 2010

hati bicara

Dalam hati kcilku brharap akan terlintas cahaya surga dari sosok istimewa. sosok yang bisa memberikan ksejukan diwaktu terik, dan dapat menghangatkan di waktu hujan.
slalu trasa denyut bahagia kan menghampiri.

Aura sejuk tercium dari rumput hijau di padang yang tersirami hujan yang turun. kabut tipis seakan menyelimuti hati. kehadirannya membuatku berhenti berfikir kalau cahaya tidak akan pernah ada dalam hidup.
raga bersorak membuat jiwa terhanyut, keelokan senyuman mentari yang tergelincir waktu demi waktu menyurutkan kegundahan

Andai hari esok kan datang menghampiri, kuharap bintang dan bulanpun bersamaku, selalu tergumam dalam asa, angin bertiup hantarkan cita.

Keelokannya membuatku terhenti sejenak dan berfikir. Dialah yang teristimewa bagiku. smoga dia kembali menjadi cahaya itu dan tetap menyinari hidup ini. amin......
<refanseknun_koko evav>